Thursday, May 31, 2012

Menggantikan Wali Kelas 5, Siapa Takut??!

Waktu terus berjalan. Tak terasa sudah 1 bulan Tim Sekolah Guru Indonesia berada di Buton. Waktu terasa begitu cepat karena di tempat penempatan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang tentunya menyenangkan. Di Lombe misalnya. Siska, Guru Indonesia asal Jogja diamanahkan sementara menggantikan wali kelas 5 yang sedang ada keperluan di Manado, Sulawesi Tenggara. Mengajar hampir semua mata pelajaran kecuali PKN, PAI dan Bahasa Wolio. Ketiga pelajaran tersebeut telah ada guru bidang studinya.
Tantangan untuk menggantikan wali kelas ia diterima dengan senang hati. Siska yang berlatar belakang pendidikan Teknologi Pangan UGM itu, dua bulan yang lalu tepatnya 9 Februari – 9 Maret 2012 telah menjalani proses magang di sekolah-sekolah terbaik di Bogor bersama 31 rekan Guru Indonesia yang lain. Selama dua bulan itu Siska belajar menjadi Wali Kelas 3. Pengalaman magang telah menjadikannya lebih percaya diri untuk mengajar anak-anak didiknya. Tidak hanya pengalaman magang yang menjadikannya berani menyanggupi tanggung jawab itu, namun juga pengalaman mengajar sebelumnya. Kurang lebih hamper 7 tahun Siska mengajar di salah lembaga pendidikan Al-quran dan  4 tahun menjadi tentor privat SD, SMP dan SMA di Jogja.
Menjadi wali kelas memang bukan pekerjaan yang ringan. Guru dituntut untuk 1, Memahami karakter dan potensi siswa. 2.Menguasai materi yang diajarkan 3, Menguasai metode “Pembelajaran Aktiv, Inovatif,  Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan”. 4. Mampu mengelola kelas.  Jika amanah sebagai wali kelas dijadikan tanggung jawab dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya tentu akan menjadi ladang amal bagi setiap guru. Dengan menjadi wali kelas guru berperan sebagai menejer untuk anak didiknya. Guru lebih leluasa untuk mengarahkan siswa. Jika setiap wali kelas menjalankan perannya dengan baik sesungguhnya ia telah berkontribusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.

No comments:

Post a Comment